Lhokseumawe
– Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan terus menjadi andalan masyarakat Indonesia dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan yang layak dan terjangkau. Salah satunya dirasakan langsung oleh
Basrizal (29), peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas
satu. Pria asal Kabupaten Aceh Selatan yang kini menetap di Kota Lhokseumawe
karena bekerja pada salah satu perusahaan swasta di daerah tersebut, telah
merasakan langsung manfaat dari Program JKN, yang menurutnya sangat membantu
saat dirinya dalam kondisi yang tidak terduga.
Hari
itu, ia dirawat di sebuah Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)
di Kota Lhokseumawe karena mengalami tifus. Bukan pertama kali ia harus
terbaring di rumah sakit sejak tinggal di kota ini.
“Ini
yang kedua kalinya saya masuk rumah sakit. Sebelumnya juga pernah dirawat
karena penyakit yang sama,” kata Basrizal saat ditemui pada Jumat (01/08).
Basrizal
menceritakan bagaimana awal mulanya mengalami gejala seperti mual, lemas, nyeri
otot, dan tubuh yang semakin melemah. Karena khawatir kondisi semakin memburuk,
temannya segera membawanya langsung ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium, ia didiagnosis terkena tifus.
“Awalnya
itu saya sempat takut, karena harus dirawat. Akan tetapi, ketakutan itu
seketika sirna mengingat saya sudah terjamin oleh program yang luar biasa ini.
Saya merasa sangat lega dan bersyukur,” ujar Basrizal.
Di
rumah sakit, Basrizal dirawat sesuai kelas rawat inap yang menjadi haknya
sebagai peserta kelas satu. Ia merasa sangat puas dengan fasilitas dan layanan
yang diberikan.
“Pelayanannya
baik, dokternya komunikatif, perawatnya juga responsif. Saya dirawat di kamar
kelas satu yang sangat nyaman dan bersih. Walaupun saya tidak ada yang
mendampingi, namun saat dibutuhkan para perawat selalu siap sedia memenuhi
segala kebutuhan saya, serta makanannya pun teratur dan sesuai kebutuhan
medis,” tambah Basrizal.
Basrizal
juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada BPJS Kesehatan yang telah
memberikan perlindungan kesehatan saat ia benar-benar membutuhkannya. Ia
mengaku bahwa tidak ada biaya tambahan yang dibebankan kepadanya selama proses
perawatan.
“Saya
benar-benar tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Dari mulai pemeriksaan, obat,
sampai rawat inap semuanya ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan. Bayangkan
kalau tidak punya BPJS Kesehatan, pasti biaya rumah sakit sangat besar. Tapi
karena saya rutin membayar iuran tiap bulan, saya merasa tenang dan
terlindungi,” ujar Basrizal.
Basrizal
menyampaikan harapannya agar Program JKN yang dikelola BPJS Kesehatan ini dapat
terus meningkatkan kualitas pelayanan dan memperluas sosialisasi ke masyarakat.
“Saya
harap BPJS Kesehatan terus berkembang dan pelayanannya makin baik. Sosialisasi
juga penting agar masyarakat tahu prosedurnya dan tidak salah paham. Program
ini benar-benar bermanfaat bagi kita semua,” pungkas Basrizal.
Menutup
ceritanya, Basrizal menambahkan selain manfaat dalam pelayanan langsung, ia
juga mengapresiasi langkah digitalisasi layanan yang dilakukan BPJS Kesehatan.
Ia aktif menggunakan Aplikasi Mobile JKN yang menurutnya sangat membantu. Ia
berharap digitalisasi layanan ini terus disosialisasikan agar semakin banyak
masyarakat yang bisa merasakan manfaat dan kemudahan menggunakan aplikasi
tersebut.
“Saya
pribadi menggunakan Aplikasi Mobile JKN. Aplikasi ini sangat praktis karena
bisa melihat Kartu Indonesia Sehat (KIS) Digital, jadi tidak perlu lagi
membawa-bawa kartu fisik dan juga bisa mengakses informasi kepesertaan, riwayat
layanan kesehatan. Kalau bisa, jangkauan digitalnya diperluas dan sosialisasi
aplikasinya ditingkatkan. Supaya masyarakat dan seluruh peserta bisa menginstal
aplikasi tersebut di smartphone mereka masing-masing sehingga
mereka juga tidak kesulitan mengakses layanan BPJS Kesehatan,” tutupnya.

