Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

RSUD Srengat Kabupaten Blitar Lamban Tangani Pasien hingga Meninggal Dunia

Faisal Nur Rachman
27 Sep 2024, 13:06 WIB Last Updated 2024-09-27T06:17:09Z
RSUD Srengat Kabupaten Blitar, Jumat (27/9/2024)/Liputanesia.co.id/Foto: Faisal R.

Blitar - Salah seorang tenaga pengajar Mts Plus Al Mahmud Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar yang tidak berkehendak identitasnya disebutkan, menyayangkan kualitas pelayanan RSUD Srengat yang dinilai lamban.

Akibat lambannya tindakan pelayanan kesehatan, kata tenaga pengajar ini, siswanya yang dilarikan ke RSUD Srengat akibat luka serius di kepala usai dilempar tenaga pengajar Mts Plus Al Mahmud berinisial nama U pakai kayu yang berpaku, meninggal dunia.

"Maksud saya, ini kan masalah nyawa. Korban dibawa ke RSUD Srengat sekitar jam 07.00 WIB. Namun baru ditangani jam 14.00 WIB," ujarnya.

Terpisah, Direktur RSUD Srengat Baehaqi dikonfirmasi Liputanesia.co.id hingga berita ini tertayangkan hanya merespon dirinya masih ikuti acara di Surabaya. Liputanesia.co.id menghubungi yang bersangkutan melalui sambungan telepon langsung juga tidak direspon.

"IGD Rumah Sakit Srengat melakukan stabilisasi pasien karena tidak transportable untuk dirujuk. Stabilisasi dilakukan di IGD, setelahnya baru dirujuk," kata Baehaqi via pesan WA.

Diketahui, seorang ustadz diduga melempar siswanya dengan bilah kayu berpaku hingga tewas. Kejadian itu terjadi di MTS Plus Al Mahmud yang terletak di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar minggu lalu. Terduga pelakunya ditengarai berinisial (U) warga Desa Mantenan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. Dia merupakan seorang tenaga pengajar sekaligus kerabat pemilik yayasan MTS Plus Al Mahmud.

Sementara korbannya adalah (K) seorang siswa berumur 14 tahun, warga Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok. Menurut salah satu tenaga pengajar di sana, U diduga melempar korban dengan bilah kayu berpaku, karena korban kedapatan masih nongkrong dengan teman-temannya saat memasuki waktu Sholat Dhuha.

"Masuk waktu dhuha tapi anak-anak masih main badminton. Mungkin emosi atau apa. Katanya bermaksud melempar ke tanah, agar bubar. Ternyata malah kena kepala siswa," jelas tenaga pengajar yang tak bersedia disebutkan namanya ini.

Akibatnya, paku pada bilah kayu tersebut mengenai dan menancap di bagian belakang kepala korban, hingga tak sadarkan diri seketika.

"Dilempar lalu menancap ke bagian sini (kepala belakang). Seketika langsung gak sadar anaknya," imbuhnya mencontohkan.

Liputanesia.co.id juga berusaha mengkonfirmasi ke pihak kepolisian setempat. Kapolsek Ponggok AKP Sujarwo saat dikonfirmasi menyebutkan, kasus ini sedang dalam penanganan Polres Blitar Kota.

"Kasus sudah dilimpahkan ke Polres. Karena ini menyangkut anak dibawah umur," jelasnya.

Tragedi ini merupakan kesekian kalinya kasus kematian siswa di area sekolah, dibawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). Seakan tak belajar dari kesalahan, Kemenag Kabupaten Blitar seolah membiarkan kasus demi kasus terus berulang.

Iklan