Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

RSUCM Langsa Goes To School, Edukasi Pertolongan Pertama dan Bahaya Seks Bebas

Hengki Syahjaya
17 Nov 2024, 21:05 WIB Last Updated 2024-11-17T14:05:48Z
Tim Promkes RSUCM Langsa, saat memberikan edukasi pada pelajar SMAN 3 Langsa, Sabtu (16/11/2024), Liputanesia.co.id/Hengki.

Kota Langsa - Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Langsa melaksanakan program Goes To School, untuk memberikan edukasi pada setiap pelajar tentang memberikan pertolongan pertama pada korban dan bahaya dari seks bebas.

Dalam mencegah pergaulan bebas terjadi terutama dibidang seks bebas, PT Cut Meutia Medika Nusantara (PT CMN) melalui tim perawat dan dokter Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) mengajak para pelajar untuk menjaga perilaku guna mengapai masa depan yang baik.

Kegiatan ini dibalut dalam program RSUCM Goes To School dengan 2 topik pokok yang disampaikan pada remaja atau pelajar di setiap sekolah yaitu; “First Aid Training and The Dangers of Free Sex” atau “Pelatihan Pertolongan Pertama dan Bahaya Seks Bebas”.

Pemateri sosialisasi oleh Tim Promosi Kesehatan (Promkes) RSUCM Langsa, oleh dr. Rini Koestya Rahayu dan dr. Zettira Natasya dan didampingi beberapa Perawat senior, Adapun Sekolah yang sudah dikunjungi yaitu; SMA Unggul Negeri Aceh Timur (02/11/2024), SMAN 1 Langsa (09/11/2024), SMAN 3 Langsa (16/11/2024),

Direktur PT CMN Ir. Ernawati yang kerap di sapa Nana, pada Liputanesia.co.id, mengatakan, sasaran program sosialisasi RSUCM Go To School ini rencananya 5 sekolah, yang sudah tim laksanakan di 3 sekolah, Minggu (17/11/2024).

“Kegiatan ini kita lakukan guna memberikan pemahaman sejak dini pada pelajar, bila terjadi kecelakaan di sekolah mereka tahu dan mengerti tindakan pertolongan pertama yang diberikan pada korban,” ucap Nana.

Pelajar mengetahui bahaya dan kerugian dari pergaulan bebas terutama pada perilaku seks bebas, karena penuh dengan resiko dan merugikan diri sendiri dan dapat merusak masa depan, lanjut Nana.

Terima kasih pada Tim Promkes, dokter dan perawat RSUCM yang sudah menjalankan program ini, dan terima kasih pada pihak Sekolah telah bekerjasama memberikan waktu dan tempat untuk memberikan pengetahuan dini bagi anak didik.

Semoga sosialisasi ini berguna dan bermanfaat, baik bagi tim Promkes dokter dan perawat dalam mengasah ilmu, berbagi ilmu serta menjadi pengalaman, terkhusus bagi para pelajar agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas terutama seks bebas, ungkap Nana.

dr. Zettira Natasya sebagai Alumni SMAN 3 Langsa dan anggota PMR, saat memberikan simulasi atau praktek memberikan pertolongan pertama pada korban gangguan tersedak benda asing.

Sementara Kepala RSUCM dr. Hanafi Nasution menyampaikan, kegiatan edukasi ini memberikan pemahaman bagi pelajar tentang penanganan medis dasar untuk memberikan pertolongan dan mengantisipasi remaja terjerumus dalam pergaulan bebas.

Edukasi atau Sosialisasi ini dapat menambah ilmu dan pengalaman bagi pelajar, berikut materi yang disampaikan oleh pemateri Tim Promkes RSUCM Langsa;

First Aid Training atau Pelatihan Pertolongan Pertama

Memberikan perawatan pertama yang dapat dilakukan penolong yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang mendadak sebelum korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik, seperti dokter, klinik atau rumah sakit.

Tujuan Pertolongan Pertama, mencegah agar cedera yang timbul tidak menjadi parah, menghentikan pendarahan, menjaga fungsi saluran pernapasan, mencegah infeksi, mencegah rasa sakit, mencegah nyeri.

Materi penanganan medis dasar yang diberikan oleh pemateri dan simulasi ini dapat diatasi para pelajar apabila sewaktu-waktu mendapatkan kasus yang sama, sehingga memiliki pengetahuan dasar untuk memberikan pertolongan pertama pada korban.

The Dangers of Free Sex, atau Bahaya Seks Bebas

Seks bebas adalah perilaku hubungan seksual tanpa komitmen atau tanggung jawab yang jelas, seringkali terjadi di luar pernikahan atau hubungan serius.

Dampak dari seks bebas; Risiko penyakit, Masalah emosional, Penurunan nilai diri.

Seks bebas di kalangan remaja menjadi perhatian serius, karena data menunjukkan peningkatan perilaku berisiko ini, yang membawa dampak kesehatan fisik dan mental pada remaja.

Fakta yang terjadi; Risiko terkena infeksi menular seksual, Tekanan sosial dan emosional, Berdampak pada masa depan.

Cara menghindari seks bebas; Pilih teman yang positif, Hindari situasi berisiko, Ikut kegiatan positif, Pahami konsekuensi perilaku bebas.

Menghargai diri sendiri dan menjaga batasan adalah kunci untuk masa depan yang sehat, ayo para remaja jauhi dan hindari seks bebas dan pergaulan bebas, pada dasarnya semua itu akan merugikan diri sendiri dan orang tua serta orang lain, pungkas Kepala RSUCM dr. Hanafi Nasution sembari berharap para remaja tidak terjerumus pada pergaulan bebas.

Iklan