Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

PT PEMA Gelar Pelepasan Operasi Lifting Sulfur Perdana

Hengki Syahjaya
20 April 2024, 16:54 WIB Last Updated 2024-04-20T12:41:36Z
Pelepasan operasi lifting sulfur perdana di Pelabuhan Kuala Langsa, Sabtu (20/04/2024), Liputanesia/Hengki.

Kota Langsa - PT Pembangunan Aceh (PEMA),menggelar pelepasan operasi lifting sulfur perdana di Pelabuhan Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Barat, Sabtu (20/04/2024).

Direktur Utama PT Pembangunan Aceh Ali Mulyagusdin dalam sambutannya menyampaikan bahwa PT PEMA yang dulunya merupakan Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) atau (Perumda) dibentuk pada tahun 1994 dan berubah menjadi PT PEMA (Perseroda) pada tahun 2019 adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Aceh yang kepemilikan sahamnya 100% dimiliki Pemerintah Daerah Provinsi Aceh yang dalam hal ini diwakili oleh Gubernur Aceh.

PT PEMA merupakan perusahaan yang diberi mandat di dalam Qanun Aceh Nomor 16 Tahun 2017 untuk menjalankan kegiatan usaha utama di bidang Minyak & Gas Bumi, Pertambangan, Ketenagalistrikan, Industri, Perdagangan, Konstruksi, Agrobisnis, Perikanan, Properti, Transportasi dan Pariwisata, dari total keseluruhan bidang usaha yang diamanatkan sebanyak 24 (dua puluh empat) bidang usaha, jelas Ali.

“Pertama sekali kami ingin menyampaikan bahwa bisnis trading sulfur ini telah kami lakoni sejak tahun 2022 yang kami pusatkan operasinya di Pelabuhan Blang Lancang Lhokseumawe,” ucapnya.

Namun atas perintah dan arahan Pemerintah Aceh yang kemudian didukung penuh oleh Pj. Walikota Langsa beserta jajaran Forkopimda Kota Langsa, PT PEMA memutuskan untuk memindahkan operasi bisnis sulfur ke Pelabuhan Kuala Langsa, paparnya.

Hal ini kita lakukan semata-mata dalam rangka menumbuhkan transaksi dan menghidupkan kembali pelabuhan di Aceh, yang dalam hal ini kita mulai sama-sama dari Pelabuhan Kuala Langsa ini.

“Kita semua berharap Kota Langsa terus bergerak menjadi kota utama perdagangan dan jasa di wilayah timur Aceh. Dalam sejarahnya, eksistensi Langsa telah dimulai sejak era kolonial Belanda, sekitar satu abad lalu, Kota Langsa sering disebutkan juga Kawasan Segitiga Aceh, Medan dan Penang dengan posisi geografisnya itu sangat strategis yang terletak di Selat Malaka,” harap Dirut PT PEMA.

Mari kita bersama bahu membahu mengembangkan Pelabuhan Kuala Langsa ini. Dapat kami sampaikan bahwa operasi sulfur di Kuala Langsa ini telah kita mulai sejak tahun 2023, PT PEMA dalam hal ini bekerjasama dengan BUMD Kota Langsa yaitu PT Pembangunan Kota Langsa (Pekola), yang mana Komoditas Sulfur yang kita beli dari Medco ini akan kita jual ke end buyer yaitu PT ARP sebuah Perusahaan di Pekan Baru, ajaknya.

Berbagai hambatan dan rintangan kita dapatkan di lapangan dalam melakukan operasi ini, namun Alhamdulillah berkat dukungan seluruh pihak kita bisa sampai ke titik ini. PT PEMA terus berupaya memberikan kinerja yang terbaik bagi Pembangunan Aceh. Kerjasama yang sudah terbangun di Kota Langsa juga sudah menunjukkan kontribusi aktif perusahaan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Aceh (PAA), terang Ali Mulyagusdin.

Selain untuk meningkatkan pendapatan, kerjasama ini juga mendorong serapan tenaga kerja lokal dan pemanfaatan infrastruktur publik seperti Pelabuhan Kuala Langsa sehingga dapat menggerakkan investasi daerah. Tak hanya itu Kota Langsa juga merupakan kota unik meskipun luas daerahnya kecil tapi memiliki berbagai komoditas unggulan dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan.

“Kami PT PEMA memohon doa dan dukungan dari seluruh unsur elemen masyarakat agar aktifitas bisnis di Pelabuhan Kuala Langsa ini dapat kita kembangkan tidak hanya untuk trading sulfur, melainkan juga perdagangan komoditas-komoditas unggulan daerah lainnya akan kita usahakan disini,” imbuhnya.

PT PEMA merupakan milik masyarakat Aceh, Kota Langsa memiliki potensi sumber daya alam yang sangat potensial sehingga dapat kita kembangkan bersama- sama, InsyaAllah. Harapan kami dengan telah dikelolanya Pelabuhan Langsa tersebut dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan perekonomian setempat namun tetap menjaga dan melindungi dengan memperhatikan lingkungan sekitar, serta bisa menjadi pelabuhan antar daerah dan ekspor impor antar negara, ungkap Direktur Utama PT PEMA Ali Mulyagusdin.

Pj. Gubernur Aceh, melalu Kadis ESDM Aceh Mahdinur mengucapkan Alhamdulillah, setelah tahun 2023 kemarin Pelabuhan Kuala Langsa beroperasi melayani Ekspor- Impor, kini pengelolaan Pelabuhan Kuala Langsa telah berkembang ke sektor lainnya, yakni operasi Lifting Sulfur untuk pertama kalinya.

Seperti yang kita ketahui, Pelabuhan Kuala Langsa merupakan salah satu potensi yang menjanjikan bagi Pemerintah Aceh, melalui pengelolaan PT. PEMA yang bekerjasama dengan BUMD Kota Langsa, PT. Pelabuhan Kota Langsa (PEKOLA) telah melakukan operasi di Pelabuhan Kuala Langsa untuk pembuatan dan penjualan komoditi sulfur ke Riau dalam rangka menghidupkan kembali Pelabuhan Kuala Langsa.

“Pemerintah Aceh mendukung penuh potensi dan akan berkontribusi aktif dalam pengelolaan pelabuhan kuala untuk meningkatkan Pendapatan Asli Aceh (PAA), acara ini menjadi awal mula yang baik bagi Aceh dalam mengeksplorasi sumber daya alam Sulfur sebagai salah satu potensi daerah yang harus disorot”, kata Mahdinur.

Apabila program ini berkembang pesat, maka akan bertambahnya wadah-wadah baru bagi Sumber daya manusia Aceh yang berkualitas untuk dapat menurunkan angka pengangguran daerah Langsa. Bila berjalan sesuai rencana, Kelak Pelabuhan kuala langsa pelan-pelan akan merambah ke sektor ekspor sulfur dan semakin membawa nama Aceh ke tingkat internasional.

“Mari kita bangun Aceh dengan semangat Gotong Royong dan menjadikan Wilayah Aceh agar bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membangun ekonomi masyarakat, mengembangkan sektor pariwisata, meningkatkan kreativitas dan kegiatan positif lainnya” ajak Mahdinur.

Saya berharap program ini menjadi awal mula yang baik bagi perkembangan Kota Langsa dalam sumber daya alam sulfur, serta PT. PEMA dan PEKOLA dapat mengelola program ini dengan optimal untuk bersama – sama memajukan perekonomian Aceh. Besar harapan melalui awal mula program ini akan lahir potensi-potensi baru yang menjanjikan bagi perkembangan Aceh, dan menjadi wadah eksplorasi yang tepat bagi generasi emas Aceh, pungkasnya.

Iklan