Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Sarat Filosofis, Revolusoe Kopi Event di Acara Blitar Ekraf Colaborart Bawa Pesan Soekarno, Soeprijadi hingga Soekarni

Faisal Nur Rachman
6 Des 2025, 07:50 WIB Last Updated 2025-12-06T04:57:53Z
Bupati Blitar Rijanto (kanan) Didampingi Ketua Komite Ekraf Kabupaten Blitar Argo Wahyu Jati Kusumo (pakai topi hitam) Saat Bercengkrama dengan Ketua ASKI Blitar Raya Ahrian Festyananda di Depan Stand-nya Pada Gelaran Ekraf Colaborart Festival Kabupaten Blitar Tahun 2025, Jumat (5/12/2025) malam/Liputanesia.co.id/Foto: Faisal Nur Rachman.

Blitar - Acara Ekonomi Kreatif (Ekraf) Colaborart Festival 2025 yang diadakan Komite Ekraf Kabupaten Blitar di Pendopo Ronggo Hadi Negoro (RHN) resmi dibuka Bupati Blitar Rijanto, Jumat (5/12/2025) malam.

Disaksikan Sekda Kabupaten Blitar hingga para kepala OPD terkait, acara yang mempertemukan para pelaku ekraf itu menjadi penanda bangkitnya semangat baru para inovator muda menunjukkan produksi dari inovasi.

Salah satu bagian dari acara Ekraf Colaborart Festival ini datang dari Asosiasi Kopi Indonesia (Aski) Blitar Raya dan Rumah Ekonomi Kreatif (Rumanekra) Berdikari Indonesia, yang membawa tajuk Revolusoe Coffee Event.

Komunitas pecinta, peneliti, penikmat dan inovator kopi Blitar ini, pada acara Ekraf Colaborart tidak sekadar tampil menyajikan varian racikan citarasa kopi di dalam stand, namun lebih jauh dari itu, yakni membawa masyarakat masuk ke dalam makna apa yang sebenarnya menjadi jatidiri konsep Revolusoe Coffee Event itu sendiri.

Ketua Aski Blitar Raya dan Pendiri Rumah Ekonomi Kreatif (Rumanekra) Berdikari Indonesia, Ahrian Festyananda, menjelaskan Revolusoe Coffee Event ini pada dasarnya membawa pesan dari tiga tokoh nasional pergerakan Indonesia dari tanah Blitar.

Ke tiga tokoh ini adalah Soeprijadi, seorang tentara pelopor pertempuran melawan tentara penjajah dari Jepang di Blitar. Lantas Soekarni, seorang pemuda asli Garum, Kabupaten Blitar yang terlibat menculik Bung Karno ke Rengasdengklok agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia saat di ujung zaman penjajahan Jepang.

Terakhir tidak lain adalah Soekarno, seorang pahlawan proklamator sekaligus presiden pertama Republik Indonesia yang masa remaja dan saat wafat dimakamkan di Blitar.

Ahrian menguraikan, ketiga tokoh ini menginspirasi utama semangat Revolusoe. Baginya, mereka mewakili tiga nilai utama yang juga hidup di dalam dunia kopi, antara lain pemikiran, tindakan dan semangat perubahan.

"Soekarno melambangkan pemikiran dan visi besar. Seperti seorang peracik kopi yang memahami filosofi di balik setiap biji. Ia mengajarkan bahwa kopi bukan sekadar minuman, tetapi sarana untuk menyatukan dan menginspirasi," kata pria yang biasa dipanggil Rian ini.

Ia melanjutkan, pada Soeprijadi, ia mewakili tindakan dan keberanian sebagaimana para petani kopi dan barista yang bekerja dengan tangan dan hati, menyalakan semangat perjuangan dalam setiap proses dari kebun hingga cangkir.

"Kalau Soekarni mencerminkan semangat muda dan perubahan. Seperti generasi baru pelaku kopi yang membawa inovasi, kreativitas dan energi baru dalam budaya kopi Indonesia," jelas dia.

Terpisah Bupati Blitar Rijanto menuturkan pemerintah daerah siap mewadahi semangat anak muda dengan memberikan pendampingan, ruang diskusi, hingga dukungan fasilitas di masa mendatang.

“Mereka usul kegiatan ini diagendakan setahun dua kali. Tentu ini menjadi tanggung jawab kami untuk menyiapkan ruang kreasi. Kehadiran pemerintah tidak hanya soal dana, tetapi juga memberi tempat dan menyalurkan aspirasi mereka,” jelasnya.

Ketua Komite Ekraf Kabupaten Blitar, Argo Wahyu Jati Kusumo, menjelaskan bahwa event Ekraf Colaborart Festival ini merupakan langkah awal membangun ekosistem ekonomi kreatif yang menyatukan berbagai komunitas pemuda di seluruh Blitar.

“Ini titik awal untuk membangun engagement dan komunikasi antar komunitas. Tantangannya besar karena kita membangun ekosistem ekraf di 22 kecamatan dan 248 desa,” ujarnya.

Kegiatan ini sepenuhnya digagas tanpa menggunakan APBD, melainkan hasil gotong royong komunitas. Semua perlengkapan mulai dari sound system, kostum, hingga peralatan lain disiapkan secara swadaya.

“Kami ingin menjaga agar kegiatan tidak membebani APBD. Ke depan, kami akan mengoptimalkan CSR, donatur, maupun investor untuk mendukung program,” jelasnya.

Iklan