Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

206 Ribu Jiwa Lebih Warga di Aceh Tamiang Masih Mengungsi, 18 Meninggal Dunia

Dedi Muliyadi
2 Des 2025, 15:03 WIB Last Updated 2025-12-02T08:05:04Z

Tangkapan layar Gedung-gedung di pusat ibu kota rusak parah berantakan akibat diterjang bencana banjir di Kabupaten Aceh Tamiang pada Rabu lalu (26/11/2025)/Foto diambil pasca banjir/Liputanesia/Dok. Ist.

Aceh Tamiang - Sebanyak 206.903 jiwa terpaksa mengungsi akibat banjir yang melanda wilayah di Aceh Tamiang sejak Rabu 26 november 2025.

Data resmi yang dirilis oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang pada Selasa (2/12/2025) pukul 13.00 WIB mencatat 206.903 jiwa mengungsi dengan total 51.726 kepala keluarga (KK) terdampak langsung dan harus meninggalkan tempat tinggal mereka saat ini.

Kecamatan Rantau menjadi wilayah dengan jumlah pengungsi tertinggi, yakni 38.227 jiwa dari 9.557 KK. Sementara, Karang Baru mencatat korban meninggal terbanyak, dengan 10 jiwa dilaporkan meninggal dunia pasca banjir.

Secara keseluruhan, jumlah korban meninggal akibat bencana ini mencapai 18 jiwa, dengan 3 orang mengalami luka-luka dan tidak ada laporan korban hilang.

Berikut rincian dampak banjir di semua kecamatan kabupaten aceh tamiang:

  • Kota Kualasimpang: 18.263 jiwa mengungsi, 1 jiwa meninggal.
  • Sekerak: 7.710 jiwa mengungsi, 1 jiwa meninggal.
  • Rantau: 38.227 jiwa mengungsi, 1 jiwa meninggal.
  • Bandar Pusaka: 14.660 jiwa mengungsi, 4 jiwa meninggal.
  • Tamiang Hulu: 19.303 jiwa mengungsi, 1 jiwa meninggal dunia.
  • Karang Baru: 1.303 jiwa mengungsi, 10 jiwa meninggal.
  • Banda Mulia: 13.060 jiwa mengungsi, tidak ada korban jiwa.
  • Kejuruan Muda: 36.915 jiwa mengungsi, 1 jiwa luka-luka.
  • Bendahara: 32.716 jiwa mengungsi, 2 jiwa luka-luka.
  • Manyak Payed: 35.005 jiwa mengungsi, tidak ada korban jiwa.
  • Tenggulun: 4.152 jiwa mengungsi, tidak ada korban jiwa.
  • Seruway: 18.305 jiwa mengungsi, tidak ada korban jiwa.


Hingga hari ini, Selasa (2/12/2025), bantuan untuk masyarakat kabarnya masih belum sampai ketitik-titik pegungsi paling rawan pasca bencana.

Tak hanya itu, Kabupaten Aceh Tamiang berdasarkan informasi ternyata kabupaten yang terparah se-Aceh meskipun belum ada laporan resmi. Hal itu dikarenakan se-kabupaten saat ini mengalami lumpuh total tanpa Listrik dan tanpa jaringan komunikasi.

Bahkan teman seprofesi (wartawan) penulis sendiri sulit untuk dikonfirmasi bagaimana keadaan teman-teman disana.

Semoga pemerintah pusat terus berupaya untuk dapat menembus medan-medan yang sulit, agar bantuan obat-obatan, air bersih, tenda darurat dan sembako bisa sampai ke titik-titik pengungsi paling rawan disana, Amin.

Iklan