![]() |
Bupati Ciamis, H. Herdiat Sunarya Jenguk Korban Keracunan Usai Makan Menu MBG, Jumat, (3/10/2025) Siang di Puskesmas Kawali Ciamis./Liputanesia. (Foto: Heru Promono). |
Sebelumnya, Senin (29/9/2025) kemarin 52 siswa SMPN 4 Pamarican Kecamatan Pamarican menjadi korban keracunan usai makan menu MBG dan harus dilarikan ke puskesmas.
Kali ini sebanyak 22 siswa sekolah dasar (SD) dan Madrasyah Ibtidaiyah menjadi korban keracunan yang diduga habis makan menu MBG dan harus dilarikan ke Puskesmas Kawali, Jumat (3/10/2025).
"Yang dirasakan mereka sama dengan kasus sebelumnya di SMPN 4 Pamarican yakni mual-mual, muntah, lemas dan sesak di dada," terang Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Erwan Darmawan kepada Liputanesia, Jumat (3/10/2025).
"Sebanyak 22 siswa tingkat sekolah dasar keracunan usai makan makanan MBG dan harus dilarikan ke Puskesmas Kawali," katanya.
"Dari 22 siswa tersebut terdiri dari 3 sekolah yakni 18 siswa dari SDN 1 Sindangsari, 1 siswa dari SDN 5 Karang Pawitan dan 3 siswa dari MTs PUI Pogorsari Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis," ucapnya.
"Saat ini kami terus melakukan pemantauan akan kondisi anak-anak korban keracuanan MBG. Mengingat ada yang sudah bisa pulang dan masih dirawat di Puskesmas Kawali," imbuhnya.
Bupati Minta Pengawasan Dapur Diperketat
Mendengar kejadian tersebut Bupati Ciamis, H. Herdiat Sunarya usai pulang dari dinas luar kota di Jakarta langsung meluncur ke Kecamatan Kawali.Kehadirannya untuk menjenguk para siswa yang diduga keracunan setelah mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah.
Bupati Herdiat mengaku sangat prihatin atas musibah ini, terlebih karena menimpa anak-anak sekolah dasar dan madrasah yang seharusnya mendapatkan manfaat dari program MBG.
“Saya sangat prihatin dan kasihan terhadap anak-anak. Awalnya mereka sehat, setelah mengonsumsi menu MBG justru sakit. Ini tentu tidak boleh terulang lagi,” tegas Herdiat saat menjenguk korban.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati menegaskan pentingnya pihak penyedia makanan atau Satuan Pelaksana Penyedia Gizi (SPPG) untuk lebih disiplin dalam mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Herdiat juga meminta BGN turun tangan lebih tegas dengan memperketat pengawasan terhadap dapur atau penyedia MBG yang ada di Ciamis.
"Kami meminta SPPG memiliki rasa tanggung jawab, bukan hanya mencari keuntungan," Tegas Bupati.
Bupati juga berharap "BGN bertindak tegas dan melakukan pengawasan lebih ketat terhadap SPPG maupun dapur pengolah. Jangan sampai anak-anak kita kembali menjadi korban,” pintanya.
Program MBG sendiri merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan gizi anak sekolah.
Namun Bupati menegaskan bahwa "aspek kualitas, kebersihan, dan keamanan makanan harus menjadi prioritas utama agar program ini benar-benar memberi manfaat tanpa menimbulkan risiko kesehatan kembali kedepan," pungkasnya.