Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Insan Pers Jadi Penjaga Demokrasi dan Mitra Pemerintah di Rakernas IWO 2025

Heru Pramono
23 Okt 2025, 16:22 WIB Last Updated 2025-10-23T09:22:46Z
Wamenkopolhukam, Otto Hasibuan Membuka Acara Rakernas IWO, di Grand Cemara Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2025) Siang/Liputanesia/Foto: Heru Pramono.

Jakarta - Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Wamenkopolhukam), Otto Hasibuan mengajak insan pers untuk terus berperan aktif dalam menjaga dan memperkuat demokrasi di Indonesia.

Hal itu disampaikan, Otto Hasibuan pada acara pembukaan Rapat Kerja Nasional Ikatan Wartawan Online (Rakernas-IWO) 2025, di Grand Cemara Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025) Siang.

Otto menegaskan, pers memiliki tanggung jawab besar dalam membangun opini publik yang sehat melalui penyampaian informasi yang akurat dan berimbang.

“Media adalah jantung demokrasi. Jika jantungnya bekerja dengan baik, maka kehidupan berdemokrasi juga akan sehat,” ujarnya.

Menurut Otto, di tengah derasnya arus informasi digital, tantangan bagi dunia pers semakin besar. Banyaknya berita tidak terverifikasi di media sosial menjadi tantangan tersendiri bagi jurnalis profesional untuk tetap berpegang pada etika jurnalistik dan menjaga kepercayaan publik.

"Informasi kini beredar sangat cepat, tapi belum tentu benar. Karena itu, peran jurnalis menjadi penting dalam memilah mana fakta, mana opini, dan mana disinformasi,” kata Otto.

Ia juga mengajak media untuk menjadi mitra pemerintah dalam menyebarkan informasi pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat. Kolaborasi, kata Otto, bukan berarti kehilangan independensi, melainkan bentuk sinergi dalam memberikan informasi yang konstruktif.

“Pemerintah terbuka terhadap kritik. Justru dari kritik itulah kami bisa memperbaiki diri. Tapi tentu, kritik harus tetap berlandaskan pada data dan niat baik,” tegasnya.

Otto juga mengapresiasi peran media selama masa pandemi COVID-19, yang dinilainya berhasil mengedukasi masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan dan vaksinasi.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya literasi media di kalangan masyarakat. Menurutnya, masyarakat yang melek media akan lebih kritis dalam menyaring informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong.

“Media juga perlu terus berinovasi dalam menyampaikan informasi. Masyarakat kini lebih suka berita yang informatif tapi tetap menarik. Kreativitas itu penting agar pesan yang disampaikan sampai ke publik,” katanya.

Di akhir acara, Otto membuka sesi tanya jawab dengan para jurnalis dan menegaskan kembali pentingnya menjaga komunikasi yang terbuka antara pemerintah dan media.

“Pers bukan hanya pengamat, tapi bagian dari solusi. Mari kita bersama-sama membangun demokrasi yang sehat dan Indonesia yang lebih baik,” pungkas Otto.

Iklan