![]() |
Manager PLN UP3 Lhokseumawe, Husni/Dok. Liputanesia. |
“Secara visual bila lampu agak redup, sebaiknya amankan peralatan elektronik di rumah dengan cara dimatikan untuk sementara. Apabila lampu sudah terang kembali, berarti sistem sudah normal dan alat bisa digunakan lagi,” jelas Husni kepada Liputanesia, Selasa (30/9/2025).
Ia menambahkan, perangkat yang rentan seperti televisi, kulkas, dan AC sebaiknya dicabut saat listrik tampak tidak stabil agar lebih aman untuk semua.
Gangguan listrik di Aceh terjadi sejak Minggu (29/9/2025) sore, ketika transmisi 150 kV mengalami trip. Insiden itu menyebabkan PLTU Nagan Raya unit 1–4 kolaps hingga padam total. Padahal kapasitas pembangkit di Nagan Raya mencapai 560 MW, sementara beban puncak di Aceh sekitar 620 MW.
“Kejadian itu membuat hilang beban hampir 85 persen sehingga pembangkit padam dan sistem menjadi goyang. Tegangan bisa berfluktuasi sehingga lampu atau kipas yang semula terang tiba-tiba redup,” ungkap Husni.
Investigasi PLN menemukan adanya gangguan pada peralatan di Krungraya yang memicu shutdown sistem transmisi. Sejak Minggu malam hingga Senin dini hari, tim PLN melakukan pemulihan bertahap. Namun, upaya sinkronisasi PLTU Nagan Raya ke jaringan sempat gagal, sehingga pemadaman kembali terjadi di sejumlah lokasi.
Untuk saat ini, sistem kelistrikan Aceh sebagian ditopang oleh PLTMG Arun dan suplai dari Sumatera Utara. Husni menargetkan sinkronisasi ulang PLTU Nagan Raya dapat dilakukan kembali pada Selasa malam agar sistem bisa stabil 100 persen.
Gangguan yang terjadi sejak pukul 16.30 WIB pada Minggu sore berdampak luas dari Aceh Tamiang hingga Subulussalam. PLN mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan melakukan langkah mitigasi dengan mematikan alat elektronik saat kondisi listrik tidak normal.