![]() |
Suasana Sarasehan Pecinta Anggrek Blitar Raya di Hotel Puri Perdana, Sabtu (9/8/2025)/Liputanesia.co.id/Foto: Faisal Nur Rachman. |
Ia menilai PAI Blitar Raya pernah memiliki peran besar di dunia anggrek, namun eksistensinya sempat meredup seiring perjalanan waktu.
Menurut Endro, momentum sarasehan Pecinta Anggrek Indonesia (PAI) yang digelar di Hotel Puri Perdana Kota Blitar hari ini merupakan titik awal untuk mengembalikan kejayaan anggrek Blitar Raya.
“Karena darah saya memang pertanian, saya sangat mendukung gerakan ini. Tapi kita juga perlu evaluasi, baik untuk menyolidkan organisasi maupun memperkuat infrastruktur pemasaran anggrek,” ujarnya.
Endro menekankan bahwa persoalan pemasaran sering kali menjadi titik lemah dalam pengembangan anggrek. Ia mengingatkan bahwa persaingan tanpa pengaturan yang jelas dapat berujung merugikan para pelaku sendiri.
“Jangan sampai semua orang bertarung di pasar tanpa strategi, nanti justru terjadi ‘bunuh diri’ antar teman,” tegasnya.
Ia mencontohkan kabar dari daerah Batu, di mana harga anggrek jatuh drastis akibat persaingan tidak sehat, bahkan memicu ketegangan di antara penjual.
Ia menyarankan agar PAI Blitar Raya mulai merancang sistem pemasaran terpadu, termasuk penentuan standar harga, promosi bersama, dan pembukaan akses pasar ke luar daerah hingga internasional. Dengan begitu, anggrek Blitar dapat mempertahankan kualitas dan stabilitas harga.
Dalam sarasehan tersebut, Wakil Walikota Blitar, Elim Tyu Samba, resmi dilantik sebagai Ketua Umum PAI Blitar Raya. Endro memberikan apresiasi tinggi terhadap terpilihnya Elim, yang dinilainya memiliki kapasitas kepemimpinan dan jejaring luas untuk membawa organisasi lebih maju.
Elim juga menerima penghargaan istimewa berupa penamaan varietas anggrek baru hasil persilangan yang diberi nama “Elim Tyu Samba”. Bagi Endro, inovasi varietas baru ini adalah simbol bahwa PAI Blitar Raya masih memiliki kreativitas dan potensi besar di kancah nasional maupun internasional.
“Penemuan varietas baru ini menunjukkan bahwa kreativitas pegiat anggrek Blitar tidak mati. Justru dengan kepemimpinan baru dan semangat baru, saya yakin kita bisa mengulang masa-masa emas PAI Blitar Raya,” kata Endro.
Endro juga menyoroti pentingnya membangun kembali solidaritas antaranggota. Ia mengingatkan bahwa keberhasilan komunitas bukan hanya diukur dari volume penjualan atau banyaknya varietas yang dihasilkan, tetapi juga dari kekompakan dalam menghadapi tantangan bersama.
Menurutnya, dengan dukungan pemerintah daerah, legislatif, dan seluruh anggota, PAI Blitar Raya dapat kembali menjadi pusat aktivitas dan inovasi anggrek, tidak hanya di Jawa Timur, tetapi juga di tingkat nasional.
“Kalau kita solid, punya strategi pemasaran yang sehat, dan terus berinovasi, saya yakin anggrek Blitar bisa berbicara banyak di pasar dunia,” tutup Endro.