Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Di Hadapan Anak-anak Sekolah Mas Ibbin Tegaskan Ingin Bersamanya Bangun Kota Blitar

Faisal Nur Rachman
29 Jul 2025, 09:03 WIB Last Updated 2025-07-29T02:03:55Z
Walikota Blitar Syauqul Muhibbin Saat Sampaikan Sambutannya di Acara Sarapan Nastar 4.0 bersama Mas Wali, Senin (28/4/2025) di Balaikota Koesoemo Wicitra, Liputanesia.co.id/Foto : Faisal Nur Rachman.

Kota Blitar - Dalam proses membangun Kota Blitar sebagai daerah yang tengah ia perjuangkan, Walikota Blitar, Syauqul Muhibbin, ingin dalam prosesnya turut dibersamai dengan anak-anak.

Ditengah progres membangun kota layak anak, Mas Ibbin sedang berusaha kebijakan-kebijakannya akan menyasar empat hak krusial anak, diantaranya hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan, dan partisipasi.

“Kami tidak ingin membangun kota hanya untuk anak-anak, tapi bersama anak-anak,” ucap Mas Ibbin saat menyampaikan sambutannya pada acara Sarapan NASTAR 4.0 Bersama Mas Wali, kepanjangan dari Saran dan Harapan Anak Kota Blitar, Senin (28/7/2025), di Balaikota Koesoemo Wicitro.

Acara ini dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional Ke- 41 tahun 2025, forum ini mengundang anak-anak untuk menyampaikan keluh kesah, kritik, dan impian mereka secara langsung kepada Walikota Blitar Syauqul Muhibbin.

Acara ini juga dihadiri oleh Ketua TP PKK Kota Blitar sekaligus Bunda PAUD Kharisa Risqi Umami Muhibbin serta Sekretaris Daerah Kota Blitar Priyo Suhartono.

Mas Ibbin menyampaikan kekhawatirannya terhadap berbagai persoalan yang masih membayangi dunia anak hari ini, mulai dari putus sekolah, bullying di lingkungan pendidikan, hingga minimnya ruang aman dan bahagia untuk tumbuh.

“Anak-anak harus sekolah, tidak boleh ada yang putus sekolah, apalagi karena alasan ekonomi. Kami ingin memastikan tak ada satu pun anak Blitar yang kehilangan masa depan hanya karena sistem yang abai,” kata walikota.

Mas Ibbin juga menekankan pentingnya menjadikan sekolah sebagai tempat yang nyaman dan membahagiakan, bukan tempat yang menakutkan atau mematikan potensi. Ia menyinggung fenomena bullying yang masih marak, yang menurutnya harus diberantas hingga ke akar.

“Sekolah bukan medan tekanan. Itu rumah kedua anak-anak. Harus aman, ramah, dan memberi ruang berkembang,” katanya.

Pemerintah Kota Blitar pun, kata dia, sedang menyiapkan tim pemantau remaja yang akan menyusuri ruang publik, tempat nongkrong, dan titik keramaian anak muda. Bukan untuk membatasi kebebasan mereka, tetapi memastikan bahwa anak-anak tidak terjebak dalam pola hidup yang justru merugikan diri sendiri, seperti keluyuran malam tanpa arah yang mengganggu jam belajar.

(LPADV 2025)

Iklan