Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Dorong Sinergi Antara Kementerian dan Perbankan, Pemuda Katolik Berkomitmen Berantas Judi Online

Abdul Mutakim
30 Jul 2024, 10:00 WIB Last Updated 2024-10-29T18:07:44Z
Pemuda Katolik bertemu Menkominfo Budi Arie Setiadi di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Senin (29/7/2024)/Liputanesia.co.id/Dok. Ist

Jakarta - Maraknya judi online semakin meresahkan masyarakat, tak hanya mengancam orang dewasa tetapi juga anak-anak. Keadaan ini bahkan mendorong beberapa anak nekat melakukan tindakan kriminal.

Dalam menghadapi masalah ini, Pemuda Katolik berinisiatif bekerja sama dengan kementerian dan lembaga perbankan untuk memberantas judi online secara menyeluruh. Pada Senin (29/7/2024), mereka bertemu dengan Menkominfo Budi Arie Setiadi di Kantor Kemenkominfo, Jakarta.

Menkominfo Budi Arie Setiadi mengungkapkan apresiasinya kepada Pemuda Katolik atas dukungannya. Ia menyoroti dampak negatif dari judi online, termasuk kehilangan potensi pendapatan negara dari pajak, aliran uang yang keluar negeri, serta kerugian yang dialami perusahaan akibat karyawan yang terjerat kecanduan judi.

“Setahun terakhir, kami telah memblokir akses terhadap 2.552.749 konten judi online. Selain itu, draft Peraturan Presiden untuk pemberantasan judi online secara total juga sudah kami siapkan,” ujar Budi.

Ia juga menekankan pentingnya pemutusan rantai transaksi keuangan digital yang digunakan dalam judi online. Budi mengajak Pemuda Katolik untuk menjunjung lima nilai utama dalam bermasyarakat: kepedulian, komitmen, konsistensi, keberanian, dan ketahanan terhadap godaan.

“Pemerintah sangat berkomitmen memberantas judi online. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan kalian,” tambahnya.

Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Gusma, menegaskan komitmen organisasinya dalam mendukung langkah preventif dan masif pemerintah. Ia menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dalam menangani judi online dari hulu ke hilir.

“Tindakan ini tidak hanya sebatas memblokir akses, tetapi juga harus disertai edukasi dan perhatian terhadap aspek hukumnya,” kata Gusma.

Para kader Pemuda Katolik di seluruh Indonesia siap berperan sebagai agen perubahan sosial untuk meningkatkan kesadaran publik. Mereka juga berencana bekerja sama dengan institusi perbankan untuk mempermudah pelacakan transaksi yang diduga terkait dengan alur keuangan judi online.

“Melalui perbankan yang benar, kita dapat memutus jaringan sindikat judi online yang merugikan bangsa. Jika dana yang hilang akibat judi online dapat diselamatkan, harapannya dapat dialokasikan untuk program yang lebih bermanfaat, seperti program makanan bergizi gratis atau membuka lapangan kerja,” harapnya.

Untuk memastikan program pemberantasan judi online berjalan efektif dalam jangka panjang, Gusma berharap Presiden Joko Widodo dapat mengeluarkan instruksi langsung kepada lembaga terkait untuk bekerja sama dalam memerangi sindikat judi online.

“Ini adalah perang bersama melawan sindikat yang terorganisir, dan diperlukan keberanian, komitmen, serta konsistensi,” tutup Gusma.

Iklan