Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Pemko Langsa Raih Penghargaan Kota Terbaik Satu dari Pemerintah Aceh

Hengki Syahjaya
22 April 2024, 20:58 WIB Last Updated 2024-04-22T18:37:19Z
Pj Walikota Langsa Syaridin, saat menerima penghargaan dari Pj Gubernur Aceh Bustami, Senin (22/04/2024), di Anjong Mon Mata Komplek Meuligoe Gubernur Aceh, Liputanesia/Hengki.

Banda Aceh - Pemerintah Kota (Pemko) Langsa Berhasil Meraih Penghargaan Anugerah Perencanaan Prof. A. Majid Ibrahim ke X tahun 2024 katagori kota terbaik I (Satu) dari pemerintah Aceh, Senin, (22/04/2024).

Penghargaan diserahkan oleh Pj. Gubernur Aceh Bustami, kepada Pj. Walikota Langsa Syaridin, didampingi Kepala Bappeda Kota Langsa, Muhammad Darfian, pada saat pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Aceh tahun 2024, di Anjong Mon Mata Komplek Meuligoe Gubernur Aceh.

"Penghargaan ini menunjukkan perencanaan program Pemerintah kota Langsa telah sesuai berdasarkan aturan sistem pemerintah," sebut Syaridin.

Dikatakannya, sebagai bentuk syukur atas prestasi ini maka ia mengharapkan seluruh jajaran pegawai di lingkungan pemerintah kota Langsa agar dapat meningkatkan kinerjanya yang lebih baik lagi di masa akan datang.

"Mudah-mudahan prestasi ini dapat dipertahankan dan menjadi spirit bagi kita dalam bekerja mewujudkan perencanaan pembangunan kota Langsa yang lebih baik," ujar syaridin.

Selain itu, Syaridin mengatakan bahwa pemerintah kota Langsa akan menindaklanjuti seluruh program perioritas pemerintah Aceh yang dibahas di dalam Musrenbang tahun 2024 ini.

Sementara Pj Gubernur Aceh, Bustami, saat membuka Musrenbang berharap agar RKPA tahun 2025 dapat mengurangi ketimpangan wilayah melalui pembangunan infrastruktur strategis dan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujarnya.

Lebih lanjut, Bustami menyampaikan lima prioritas yang telah ditetapkan yaitu transportasi sosial dengan fokus kesehatan untuk semuanya, pendidikan berkualitas yang merata dan perlindungan sosial adaptif, tranformasi ekonomi fokus utama pada penerapan ekonomi hijau, perkotaan dan pedesaan sebagai pusat pertumbuhan.

Selanjutnya, tranformasi tata kelola dengan fokus utama regulasi dan tata kelola yang berintegrasi dan adaptif, tegasnya.

"Terakhir ketahanan sosial budaya ekologi dengan fokus utama pada beragama maslahat dan berkebudayaan maju, keluarga berkualitas, kesetaraan gender dan lingkungan hidup berkualitas serta ketahanan energi, air dan kemandirian pangan," ungkap Pj Gubernur Aceh.

Iklan