Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Peringatan Hari Ibu, Air Mata Tidak Terbendung

Hengki Syahjaya
20 Desember 2023, 23:16 WIB Last Updated 2023-12-20T16:16:52Z
Ketua TP PKK Aceh Ayu Marzuki, saat membuka Talk Show Peringatan Hari Ibu, Rabu (20/12) di Anjong Mon Mata, Liputanesia/H5J.

Banda Aceh - Dalam peringatan Hari Ibu, hadirin tak mampu menahan air mata, saat panitia menampilkan video tentang keseharian Mariati, seorang Ibu hebat yang merawat anandanya yang mengalami gangguan kejiwaan, di Anjong Mon Mata, Rabu (20/12/2023).


Talk Show Hari Ibu, yang mengangkat tema “Jiwa Sehat Keluarga Bahagia”, yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Jiwa dan TP PKK Aceh, terlihat berulang kali menyeka air mata yang tak terelakan dengan ujung jilbab, dan beberapa hadirin pria memilih ke luar ruang untuk menghindari tangis.


Atas kesabaran dan ketabahannya merawat sang buah hati yang sangat menginspirasi tersebut, Mariati menerima penghargaan sebagai Ibu Inspiratif dari Rumah sakit Jiwa Aceh.


Selain Mariati, penghargaan Ibu Inspiratif juga diberikan kepada Emrati dan Suwarni. Kedua Ibu hebat ini menerima penghargaan karena kesabaran dan keuletannya dalam membimbing dan merawat buah hati mereka yang berkebutuhan khusus.


Ketua TP PKK Aceh Ayu Marzuki, dalam sambutannya mengaku sangat apresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Jiwa ini, karena isu kesehatan jiwa adalah tema yang sangat jarang diangkat dalam banyak diskusi dan seminar. Karena itu, TP PKK Aceh sangat menyambut kegiatan ini.


“Saat mendengar Rumah Sakit Jiwa akan menggelar kegiatan ini, saya langsung menghubungi Pak Hanif dan menyampaikan kesiapan saya untuk hadir dan mengikuti kegiatan ini, karena isu-iau terkait kesehatan jiwa ini sangat jarang didiskusikan secara umum dan melibatkan masyarakat,” ujar Ayu Marzuki.


Padahal, sambung Ayu, jika kita mengabaikan kesehatan jiwa, maka kualitas hidup akan berkurang, hal ini tentu akan berimbas pada kesehatan fisik. Selain itu, stigma di masyarakat yang menganggap pembahasan kesehatan jiwa dan konsultasi ke ahli jiwa atau psikolog selalu dikaitkan dengan gila dan diangga memalukan.


“Stigma ini tentu saja salah besar, karena setiap orang memiliki potensi mengalami gangguan kesehatan mental, seperti baby blues, gangguan kecemasan, lelah mental, depresi dan lain sebagainya. Hal ini cenderung tidak terlihat dari luar secara fisik, namun dampaknya akan sangat besar,” ujar Ayu Marzuki.


Ayu menambahkan, untuk menangkal itu semua, keluarga menjadi faktor yang sangat penting dan berpengaruh besar terhadap kesehatan mental dan kesehatan fisik seseorang, karena keluarga adalah lingkungan pertama bagi seseorang sejak mereka lahir, bertumbuh kembang, belajar dan saling mempengaruhi.


Ayu mengungkapkan, berdasarkan penelitian menyebutkan, hubungan sosial khususnya keluarga, memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang pada kesehatan mental seseorang.


“Hubungan keluarga yang baik akan membuat seseorang merasa aman, dicintai, rasa memiliki dan dimiliki. Keluarga menjadi lini pertama dalam mengenali perubahan perilaku, merespons serta melakukan penanganan yang berkaitan dengan masalah kesehatan jiwa anggota keluarga,” sambung Ayu.


Dalam sambutannya, Ayu Marzuki juga berbagi tips terkait dengan upaya menjaga kesehatan mental keluarga, di antaranya adalah dengan memperkuat ibadah, shalat berjamaah bersama anggota keluarga, menerapkan pola hidup sehat, quality time, menjaga komunikasi yang baik, selalu qana’ah dan melakukan aktivitas di rumah secara bersama.


“Semoga kita semua dapat menjadi keluarga yang bahagia. Mari belajar, bertumbuh bersama dan saling melengkapi. Selamat kepada Ibu-ibu hebat yang hari ini akan menerima penghargaan. Insya Allah apa yang Ibu dan keluarga lakukan akan menginspirasi kami semua,” pungkas Ayu Marzuki. 




Iklan