Orang-orang bekerja di dekat kerusakan di kota bersejarah Marrakesh, menyusul gempa bumi dahsyat di Maroko, 9 September 2023. REUTERS/Abdelhak Balhaki. |
Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter melanda pegunungan Atlas Tinggi Maroko pada Jumat malam. Kementerian Dalam Negeri mengatakan 820 orang tewas dan 672 lainnya luka-luka, berdasarkan jumlah korban terbaru. Seorang pejabat setempat mengatakan sebagian besar kematian terjadi di daerah pegunungan yang sulit dijangkau.
Di Marrakesh, kota besar terdekat dengan pusat gempa, warga bermalam di alam terbuka karena takut pulang.
Bangunan di kota tua yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO itu mengalami kerusakan. Sebuah menara masjid runtuh di Lapangan Jemaa al-Fna, jantung kota tua Marrakesh. Petugas penyelamat menggali puing-puing.
“Semuanya atas kehendak Tuhan, namun kami mengalami kerugian besar,” kata Miloud Skrout, seorang warga.
Sekitar 150 orang, sebagian besar adalah kerabat korban luka, menunggu di luar rumah sakit setempat. Sebagian besar berasal dari daerah pegunungan di luar kota karena rumah sakit setempat tidak mempunyai kapasitas untuk merawat korban luka serius.
“Saya masih tidak bisa tidur di rumah karena guncangan dan juga karena kota tua terdiri dari rumah-rumah tua,” kata Jaouhari Mohamed, warga kota tua Marrakesh, menggambarkan pemandangan putus asa ketika orang-orang melarikan diri demi keselamatan.
“Jika ada yang jatuh, maka yang lain akan roboh,” ujarnya.
Seorang turis Australia bernama Tri mengatakan ruangan itu mulai bergetar. “Kami hanya mengambil beberapa pakaian dan tas kami lalu berlari keluar,” katanya sambil memegang bantal di bawah lengannya.
Kementerian Dalam Negeri mendesak agar masyarakat tetap tenang, dan mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi bahwa gempa telah melanda provinsi Al Haouz, Ouarzazate, Marrakesh, Azilal, Chichaoua dan Taroudant.
Montasir Itri, warga desa pegunungan Asni dekat pusat gempa, mengatakan sebagian besar rumah di sana rusak. “Tetangga kami berada di bawah reruntuhan dan orang-orang bekerja keras untuk menyelamatkan mereka dengan menggunakan sarana yang tersedia di desa,” katanya.
Lebih jauh ke barat, dekat Taroudant, guru Hamid Afkar mengatakan dia telah meninggalkan rumahnya dan merasakan gempa susulan. “Bumi berguncang sekitar 20 detik. Pintu terbuka dan tertutup sendiri saat saya bergegas turun dari lantai dua,” ujarnya.
Pusat geofisika Maroko mengatakan gempa terjadi tepat setelah pukul 11 malam (2200 GMT) di daerah Ighil di High Atlas.
Ini adalah gempa paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960 ketika gempa diperkirakan menewaskan sedikitnya 12.000 orang, menurut Survei Geologi AS.
Ighil, daerah pegunungan dengan desa-desa pertanian kecil, terletak sekitar 70 km (40 mil) barat daya Marrakesh.
Televisi Spanyol RTVE melaporkan getaran akibat gempa dirasakan di Huelva dan Jaen di Andalusia, Spanyol selatan.
Pemerintah di seluruh dunia menyatakan solidaritas dan menawarkan bantuan. Turki, tempat terjadinya gempa bumi dahsyat pada bulan Februari yang menewaskan lebih dari 50.000 orang, menyatakan siap memberikan dukungan.
Marrakesh akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia pada awal Oktober.