![]() |
Kepala Bidang Perdagangan DKUMPP Kabupaten Kepulauan Anambas, Dahlia Harisa. |
Kelangkaan minyak dipasaran menjadi pemberitaan hangat di Kabupaten Kepulauan Anambas. Pasal nya, Pemerintah sebelumnya sudah menetapkan satu harga minyak goreng (Migor) Rp 14.000/liter nya belum lama ini.
Dalam upaya antisipasi kelangkaan Minyak Goreng (Migor) tersebut, maka Dinas DKUMPP langsung melakukan sidak turun kelapangan untuk mengecek Gudang-Gudang Distributor di Kota Tarempa.
Dahlia Harisa Kepala Bidang Perdagangan DKUMPP menjelaskan,” Masyarakat sampai hari ini Masi tetap menunggu harga yang di tetapkan oleh pemerintah RP 14.000/liter, “Namun saat ini harga Rp 14.000/liter yang dikirim dari distributor provinsi belum masuk,” Sebut nya.
Jadi yang kita kuatirkan tentunya ialah, ketika Pemerintah mensubsidi Minyak Goreng (Migor), minyak goreng itu di manfaatkan dengan minyak goreng yang di subsidi oleh pemerintah, sementara minyak itu belum masuk sehingga menjadi langka, dan pelaku usaha itu memanfaatkan situasi menunggu Minyak Goreng (Migor) yang di subsidi oleh Pemerintah. Namun ketika dinas DKUMPP bersama Stagholder melakukan sidak kelapangan, ternyata tidak ditemukan adanya penimbunan minyak goreng di gudang para Distributor di kota Tarempa.
“Setelah kita cek, minyak goreng non subsidi itu tidak ditemukan sama sekali, artinya informasi yang kami dapatkan dan menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah masyarakat Anambas, tidak ditemukan seperti yang kami dengar.”
Kami dari dinas Perdagangan DKUMPP berupaya untuk tetap turun walaupun itu hanya isu, kami harus tetap melaksanakan kewajiban kami untuk melakukan pengawasan terhadap Distributor-Distributor nakal, terang dahlia.
Ia juga menambahkan, sebetulnya Minyak Goreng (Migor) itu tidak langka, dan sampai saat ini masi ada stok terakhir kita sebanyak 10 ton yang baru saja masuk dari kapal tol laut trip pada (12/2) dua Minggu yang lalu, namun dikarenakan Pemerintah telah memutuskan untuk menyalurkan minyak subsidi dengan satu harga Rp 14.000/liter, maka disitulah pedagang mulai menyimpan agar tidak di jual habis sekaligus.
Karena menurut nya, minyak goreng (Migor) subsidi belum dapat dipastikan kapan akan masuk, sehingga masyarakat berasumsi bahwa, minyak goreng itu akan habis. Makanya para pedagang, tidak mau mengeluarkan minyak goreng, takut kelangkaan itu terjadi, sehingga para pedagang menjual secukupnya saja, jelasnya lebih lanjut.
Tapi setelah kita telusuri ke toko-toko atau kios-kios kecil yang ada, kita yakini para pedagang itu pasti Masi ada stok minyak goreng, bahkan kapal kargo juga baru masuk bawa minyak yang non subsidi yaitu minyak curah, kata Dahlia Harisa.
Sebelum nya memang dari provinsi telah membagikan jatah Minyak Goreng (Migor) subsidi pemerintah, dan jatah nya setiap Kabupaten/Kota dibagikan 2 ton, seperti yang disampaikan pak kadis kepada saya, jadi 2 ton itu sebanyak 210 kotak (Dus), itupun dibagikan kepada distributor yang telah ditetapkan Pemerintah, yaitu kepada bapak Buncai atau Citra Mandiri.
Jadi kelangkaan minyak goreng (Migor) itu bukan langka, tapi karena kurang pasokan,” Tutur nya menutup penjelasan kepada wartawan.