Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Kementrian Agama Kabupaten Kepulauan Anambas Terus Lakukan Pembinaan Mualaf

Liputanesia
25 Jan 2022, 17:00 WIB Last Updated 2022-10-03T16:08:03Z

Liputanesia.co.id, Anambas – Kementrian Agama dan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kabupaten Kepulauan Anambas Ade Mawi Aye bersama masyarakat terus berusaha bagai mana para mualaf ini kita bina bersama dengan baik agar mereka tidak lagi menjalankan dan meninggalkan syariat agamanya yang lama, Jum’at (25/1/2022).

Untuk agama Islam maka kita akan arahkan pendidikan atau bimbingan untuk Mereka bagai mana ajaran Islam. Dengan mereka masuk Islam menjadi orang yang taat berdasarkan ibadah sesuai dengan syariat Islam.dan meninggalkan hal hal yang berkaitan dengan agama mereka.

Pada awalnya dulu Kami ada pembinaan para mualaf dipemutus ditarempa segala macam yang dilakukan oleh pak Edi Batara dan dilanjutkan oleh pak Adam dan juga termasuk saya. Saya melakukan pembinaan para mualaf itu pada tahun 2008 sejak saya PNS di kementrian agama Anambas itu sebagai penyuluh agama Islam. Saya bersama pak Adam mengumpulkan para mualaf khususnya di kecamatan Siantan membuat persatuan di MDA di mesjid Jamik itu.

Kami membentuk organisasi mualaf itu tahun 2008 namanya Ikatan Mualaf Kecamatan Siantan (IMKS). diketua oleh alpunsus wakil ketua Khohi pada waktu itu 2008.Kita adakan pembinaan tapi dalam perjalanan mereka hilang hilang dan gagal pembinaan.Kemudian setelah kita kabupaten Anambas itu 2012 dan itu lagi dan lagi kami mengadakan untuk sekop yang tinggi tingkat Kabupaten Kita buat lagi organisasi itu yang di ketuai oleh Haris peranap ketua untuk Kabupaten kita buat pertemuan dan pembinaan.Kadang kadang kita buat di mesjid Istiqomah sekali dua kali kita adakan pembinaan,hilang lagi.tapi secara kelompok secara pribadi mereka belajar sendiri.tapi dalam kelompok itu ada halangan yang acuh tak acuh,dengan kesibukan mereka masing masing.Kalau dipulau kita cuman ada di mengkait itupun bukan mualaf asli, itu anak turunan mualaf kemudian yang di daerah pemutus kita turunkan petugas disana hingga saat ini.yang sulit kita mengadakan yang di Kota ini yang sulit kita mengadakanya.

Untuk pembinaan yang terbaru kita bentuk ada di tanjung rambai itu belum genap satu tahun,rutinitas Kegiatan kegiatan itu seperti baca AL- QURAN Ngaji bagai mana pembinaan sebagainya.

Untuk keseluruhan mualaf kita di Anambas ini ada diatas 80 orang lebih Siantan,Siantan Selatan Siantan timur.namun di Siantan ini setidaknya ada 70 orang.dan organisasi besar ada di kementrian agama itu Himpunan Binaan Mualaf indonesia (HBMI) itu juga tidak jalan.ya karna kesibukan mereka juga.ditanyai mengenai kucuran dana Negara sampai saat ini angaran khusus mualaf se persenpun itu tidak ada.khususnya buat di Tarempa Kabupaten Kepulauan Anambas ya kami melakukan kegiatan untuk para mualaf dengan apa yang bisa kami lakukan .kedepannya kepada negara organisasi mualaf ini bisa gerakan untuk kepentingan pembinaan untuk mereka.kami mohon diperhatikan kata Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Siantan Ade Mawi Aye.

Sementara itu ustad Rudi salah satu pembina menerangkan.kalau pembinaan mualaf ini sebelum sebelumnya sudah ada dan sekarang kita membangkitkan kembali jadwal itu terakhir rapat dibulan Febuary rapat gabungan berkait tentang apa yang menjadi harapan mualaf kita dan kebetulan juga yang melakukan pembinaan itu juga bahagian penyuluh KUA Siantan dibulan itu kita sudah gerak.lokasinya banyak tempatnya tapi kita harus punya titik pokus kita buat di desa Sri tanjung.dan berkerja dengan desa Sri tanjung kita meminjam aula pertemuan mereka untuk pembinaan para mualaf.tapi khusus dihari Ahad sore jam 4 sampai terkadang jam 6 sore,itu kita ajarkan tentang tauhid nya tentang Fiqi ibadahnya dan segala macam.dan untuk pembinaan Al Qur’an itu kita pindahkan malam bahda Isa.itu liburnya cuman dua kali aja seminggu. Tutur ustad Rudi.

Untuk metode pengenalan hurup ijahiya atahya iqro dan Al Qur’an, itu setiap malam kecuali malam Jumat malam Senin.kita tidak ada pengajian disitu.setidak tidaknya mereka tahu dan bisa baca tulisan bahasa indonesia.cuman bahasa Arab mereka belum bisa.maka mereka dikenalkan dengan metode ataiyah itu dengan pembelajaran Al-Qur’an, tutupnya.

Iklan