![]() |
Suasana peringatan hari keluarga Nasional ke 32 di lapangan Bakti Rantepao, Toraja Utara, Senin (30/06/2025)/Liputanesia/Foto: Rahmad. |
Frederick Victor Palimbong yang membacakan sambutan resmi Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. Wihaji.
Dalam amanat tertulis tersebut, Menteri Wihaji menekankan, bahwa peringatan Hari Keluarga Nasional bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum penting untuk merefleksikan kembali peran keluarga sebagai pondasi utama pembangunan bangsa.
“Tema yang diusung tahun ini adalah Dari Keluarga untuk Indonesia Maju, yang menegaskan bahwa keluarga yang kuat dan harmonis akan melahirkan generasi berkualitas, berakhlak mulia, dan mampu bersaing di era global,” ujar Frederick Victor palimbong di hadapan para ASN dan para SKPD yang hadir yang membacakan sambutan menteri.
Ia juga menguraikan, bahwa dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, berbagai tantangan harus dihadapi secara bijak, mulai dari perubahan iklim, kesenjangan sosial, hingga revolusi teknologi terangnya,
Namun demikian, Indonesia juga memiliki peluang besar berupa bonus demografi dan kemajuan teknologi yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga.
Investasi jangka panjang yang akan membawa dampak positif bagi bangsa. Keluarga yang tangguh akan membentuk negara yang tangguh,” tegasnya, sesuai amanah tertulis Menteri.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menekankan beberapa fokus prioritas yang menjadi tanggung jawab bersama, antara lain. Peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan keluarga.
Pendidikan yang baik menjadi bekal keluarga untuk beradaptasi dan bersaing secara sehat di tengah perkembangan zaman. Namun, ia juga mengingatkan agar penggunaan gawai tidak mendominasi interaksi di dalam rumah.
“Hari ini, kita harus waspada. Handphone ibarat keluarga baru. Jangan sampai teknologi yang mengatur kita. Kitalah yang harus bijak mengatur teknologi,” ujarnya.
Selain itu, peningkatan kualitas kesehatan keluarga. Penekanan diberikan pada pencegahan stunting, pemenuhan gizi seimbang, dan perhatian serius pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan sebagai fondasi tumbuh kembang generasi mendatang. Serta, penguatan ekonomi keluarga.
Pemerintah mendorong keluarga memiliki fondasi ekonomi yang memadai agar mampu memenuhi kebutuhan dasar, termasuk kesiapan penduduk lanjut usia (lansia) agar tetap sehat dan produktif di usia senja. Pemerintah, masyarakat, hingga stakeholder lain, melalui integrasi kebijakan dan penguatan anggaran yang prokeluarga,” ucapnya.
Sebagai langkah konkret, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau BKKBN memiliki lima program strategis Quick Win, yaitu:
GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) Upaya gotong royong dengan menjembatani donasi dan pendampingan kepada 1 juta keluarga berisiko stunting di seluruh Indonesia.
TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak) Penyediaan layanan penitipan anak yang terstandarisasi bagi keluarga pekerja, sekaligus menjawab fenomena child free.
GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia) Gerakan yang mendorong keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan anak, pendampingan remaja, dan pembentukan karakter generasi muda.
SIDAYA (Lansia Berdaya) Pendampingan lansia agar tetap sehat, mandiri, dan produktif sesuai minat dan potensi.
“Serta Super Apps Keluarga, Platform digital terpadu untuk layanan informasi, konsultasi, serta data keluarga secara daring,” tuturnya.
Dan pada kesempatan ini, saya ucapkan selamat memperingati hari keluarga Nasional yang ke 32, ucap Bupati Toraja-Utara Frederick Victor Palimbong yang menutup sambutanya.