Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Sejumlah Strategi Astra Agro Lestari Guna Tingkatkan Produksi TBS

Redaksi
18 Feb 2024, 17:34 WIB Last Updated 2024-09-09T17:17:50Z
Gambar ilustrasi.

Jakarta - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengaku telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang terus mengalami stagnasi di tanah air, dikutip Minggu (18/02/2024).

Menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), produksi kelapa sawit di Indonesia masih terus mengalami stagnasi dalam 4 tahun terakhir.

Bahkan, berdasarkan informasi, pada periode 2005-2010 terjadi penurunan produksi sebesar 10%, kemudian pada 2010-2015 turun menjadi 7,4%, dan pada periode 2015-2020 turun menjadi 3,2%, dan selanjutnya stagnan hingga saat ini.

Direktur Utama Astra Agro Lestari, Santosa menjelaskan, masalah produktivitas kelapa sawit memang kerap terjadi tergantung pada usianya.

Hal ini dikarenakan, menurutnya, produksi kelapa sawit idealnya terjadi ketika usia tanaman 12-14 tahun, kemudian produksi akan stabil ketika umur 20-22 tahun, dan pada usia 25-30 tahun produksi biasanya akan mulai menurun.

Oleh karena itu, Santosa mengatakan, pihaknya telah menyusun atau menyiapkan sejumlah strategi untuk kembali meningkatkan produksi TBS itu.

Adapun sejumlah strategi tersebut di antaranya yaitu dengan melakukan replanting, melakukan pengembangan-pengembangan dengan bibit unggul, serta penggunaan pupuk hasil riset dari PT Astra Agro Lestari.

Ia menyampaikan, guna melaksanakan replanting perkebunan kelapa sawit, PT Astra Agro Lestari telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun ini.

“Untuk capex kalau rencana kita di sekitar Rp 1,5 triliun di 2024, tapi kalau kita lihat alokasi terbesar ya untuk replanting dan perawatan tanaman yang belum menghasilkan,” ujar Santosa.

Namun, dikarenakan program replanting membutuhkan waktu yang cukup lama, maka pihaknya akan menargetkan program tersebut hanya dengan sekitar 5.000-6.000 hektare per tahunnya.

Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga agar produksi kelapa sawit perusahaan tidak terlalu anjlok atau ambles.

“Karena kalau kelapa sawit ini kan biasanya tergantung dengan masalah usia. Akan terjadi stagnasi kecuali replanting, tapi replanting butuh waktu minimal tiga tahun,” jelas Santosa.

“Jadi, masih pelan-pelan, karena kalau saya replanting total produksinya pasti akan drop nanti. Jadi strategi kita adalah satu untuk stabilizing adalah replanting sekitar 5.000-6.000 hektare, tergantung pada yield rata-rata Astra Agro Lestari,” imbuhnya.

Selain itu, ia juga mengatakan, PT Astra Agro Lestari juga telah mengembangkan berbagai varietas kelapa sawit milik perseroannya sendiri, yang memiliki potensi kandungan minyak sawit sebesar 20% atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan variates kelapa sawit pada umumnya.

Iklan