Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Rencana Pembangunan SLB ABC Muhammadiyah di Kecamatan Banjarsari Menuai kontra Dari Warga Sekitar

Heru Pramono
16 Sep 2025, 22:32 WIB Last Updated 2025-09-16T16:01:24Z
Lahan Yang Akan Dibangun RKB SLB ABC di Dusun Mekarsari RT 26 RW 06 Desa Cibadak Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Sabtu (13/9/2025) Sore./Liputanesia. (Heru Pramono)

Ciamis - Rencana akan adanya pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) Sekolah Luar Biasa (SLB) ABC Muhammadiyah di Dusun Mekarsari RT 26 RW 06 Desa Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat sampai kini masih menuai kontra dari warga sekitar.

Sikap kontra itu pun disampaikan beberapa warga sekitar mengingat sebelumnya warga sekitar tidak dilibatkan atau tidak ada musyawarah untuk mufakat terlebih dahulu, sehingga pembangunan terkesan dipaksakan.

Disampaikan, Sri Lestari warga Dusun Mekarsari RT 26, RW 06 Desa Cibadak, Sabtu (13/9/2025) sore kepada Liputanesia mengatakan, akan dibangunnya SLB diatas lahan milik Pemerintah Desa Cibadak sebelumnya warga lingkungan sekitar tidak ada musyawarah terlebih dahulu.

"Ya itu tidak ada sebelumnya warga diajak bicara setujua atai tidak akan dibangun SLB di lahan tersebut. Harusnya lingkungan warga Rukun Tetangga (RT) terdekat dimintai pendapat terlebih dahulu atau di musyawarahkan untuk mufakat," katanya.

Selain tidak adanya musyawarah warga sekitar, lapang atau lahan yang akan dibangun SLB tersebut setiap hari dipakai arena bermain anak-anak sekitar. "Bahkan setiap Hari Besar Nasional (HBN) lapang an tersebut sering digunakan untuk kegiatan. Lantas nanti anak cucu kita akan bermain di mana," cetusnya.

Sri Lestari pun menyoroti kineja Ketua RT 26 yang katanya sudah menandatangani atau menyetujui pembangunan SLB di desa.

Langkah itupun menurutnya tidak benar dan langkah ceroboh, dan apakah sudah bisa dianggap benar-benar mewakili warga semuanya.

"Rapat atau musyawarag dengan warga tidak ada maka itu tidak bisa dianggap setuju atau sepakat menyetujui berdirinya pembangunan SLB tersebut.

Senada juga disampaikan warga RT 25 RW 06 Dusun Mekarsari, Sarbianto sebelumnya tidak ada pemberitahuan atau musyawarah terlebih dahulu dengan lingkungan warga sekitar. "Harusnya itu dirapatkan atau musyawarahkan terlebih dahulu dengan warga sekitar," ucapnya.

Sesalkan Sosialisasi Tidak Ada Pemaparan Materi Atau Tanya Jawab dengan Warga

Lebih lanjut, Sarbianto mengungkapkan rasa kekecewaan dan penyesalan pada acara sosialisasi minggu kemarin (Kamis, 4 September) tidak ada pemaparan materi dan sesi tanya jawab.

Yang hadir dari pihak yayasan atau SLB, Kepala Desa, Ketua BPD, unsur Muspika dan beberapa warga sekitar.

"Padahal beberapa warga turut hadir dan mengharapkan dapat mengetahui dengan jelas, bagaimana persis pola pembangunan dan akses jalan mau bagaimana," sesalnya.

Masih Sarbianto, "lahan ini memang milik desa namun lokasi berada di lingkungan RT 26 dan perbatasan dengan RT 25. "Harusnya detail dulu pembangunan dan akses jalannya mau seperti apaakan seperti apa," tambahnya.

Setelah selesai acara sosialisasi, dirinya pun sempat bertanya ke Kepala Dusun (Golongan_sunda), Ketua BPD, termasuk Kepala Desa. Namun semua tidak memberikan jawaban yang jelas.

Dari kejadian tersebut menurutnya kecewa dan tidak puas karena tidak bisa mendapatkan informasi kejelasan berkenaan dengan akan dibangunnya SLB tersebut. "Jika demikian ini terkesan pembangunan dipaksakan serta kuat dan yakin akan dibangun," imbuhnya.

Sarbianto pun mengkritisi, prosedur sebelum akan dibangun SLB tidak melibatkan warga sekitar baik melalui rapat atau musyawarah terlebih dahulu di warga lingkungan sekitar.

"Tidak elok rasanya warga tidak dilibatkan terlebih dahulu. Tiba-tiba sekolah atau desa akan membangun. Sementara warga sekitar tidak dimintai pendapat terlebih dahulu," paparnya.

Menanggapi tidak adanya sesi tanya jawab pada acara sosialisasi, Kepala SLB ABC Muhammadiyah Banjarsari, Dadan Suwardana saat dikonfirmasi menjelaskan, sosialisasi ini semacam minta izin lingkungan di lahan tersebut dan akan dibangun SLB sebanyak sepuluh lokal.

"Pihaknya (Yayasan Muhammadiyah) dengan desa sudah ada kontrak sewa lahan seluas sekitar 1300 meter persegi," katanya.

"Saya mendapatkan program revitalisasi sekolah SLB dari Kementerian Pendidikan Nasional langsung. Awal tidak jadi, tapi kemarin beberapa hari kebelakang saya ikut/dipanggil bintek, selanjutnya menyampaikan ke kepala desa bahwasannya dirinya akan mendapatkan bantuan revitalisasi sebanyak sepuluh lokal," ucapnya.

Disinggung mengenai rencana pembangunan (master plan) dan akses jalan pihaknya menyerahkan hal tu kepada pihak Yayasan.

"Untuk rencana gambar atau bangunannya itu nanti ada konsultan dan perencana dari pusat. Sehingga jika detailnya dirinya tidak tahu persis," tuturnya.

"Berkenaan dengan akses jalan hal itu diserahkan kepada yayasan. Hanya yayasan sudah berkomunikasi dengan desa dan mungkin nanti akan dicarikan solusinya," ungkapnya.

Kontrak Lahan Belum Terjadi

Berbeda dengan keterangan Kepala SLB, yang katanya yayasan sudah kontrak (MoU) sewa lahan, Kepala Desa Cibadak, Margo Suwono mengatakan bahwa itu belum kontrak.

"Itu kemarin baru memberi izin atas kesiapan lahan. Mengingat pihak yayasan atau SLB pada hari itu harus segera melayangkan proposal," terang Kepala Desa.

Disinggung belum ada persetujuan dari warga lingkungan RT sekitar, Margo Suwonio menjelaskan, bahwa itu semua sudah sesuai hasil kesepakatan dengan semua perwakilan.

"Semua sudah sesuai. Para perwakilan tokoh masyarakat dan BPD sudah ada. Termasuk berita acaranya pun sudah ada," katanya.

Selanjutnya mengenai akses jalan, Kepala Desa memaparkan, bahwa itu sudah ada kesepakatan atau komunikasi antara yayasan Muhammadiyah dengan Siliwangi.

"Siliwangi akan memberikan izin akses jalan silahkan digunakan sampai sebelum digunakan oleh Siliwangi," tuturnya.

Namun informasi yang didapat di lapangan, pihak Yayasan Siliwangi hanya akan memberikan izin akses jalan sepanjang pekerjaan SLB berlangsung, bukan untuk selamanya.

Berkenaan dengan arena bermain anak-anak setiap hari digunakan, menurutnya, tidak akan mengurangi arena bermain anak-anak. "Tetap masih ada karena tidak akan mengurangi arena bermain anak-anak seperti biasa," pungkasnya.

Iklan