Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

HUT IWO ke-13 Tekankan Wartawan Harus Profesionalisme di Tengah Derasnya Digital

Heru Pramono
8 Agu 2025, 23:20 WIB Last Updated 2025-08-08T16:27:31Z
Ketua Umum IWO, Dwi Christianto Usai Menghadiri Acara HUT IWO ke-13 di Bogor, Jawa Barat. Jumat (8/8/2025) Pagi./Liputanesia. (Foto: Doc. Heru Pramono)

Bogor - Di tengah derasnya informasi atas dukungan canggihnya dan kecepatan internet (digital), informasi bak angin yang dengan cepat berhembus, Jumat (8/8/2025).

Namun banyak hal masyarakat yang tidak memahami atau menyadari jika informasi yang didapat mengandung unsur jauh dari panggang api syarat berita yang disajikan.

Hal ini seiring derasnya informasi yang muncul atau tersampaikan ke masyarajat sehingga banyak merugikan objek yang diberitakan.

"Wartawan harus berpegang teguh pada Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Mengedepankan profesionalisme, berimbang dan bertanggungjawab (integritas)," terang Ketum IWO Dwi Christianto.

Di peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ikatan Wartawan Online (IWO) yang ke-13 tahun 2025 ini, IWO mengusung tema "IWO Menjaga Profesionalisme Wartawan di Era Digital."

Pemilihan tema dilandasi beberapa alasan penting yang berkaitan dengan tantangan dan perkembangan dunia jurnalistik saat ini.

Ketua Umum IWO, Dwi Christianto yang turut menghadiri acara peringatan HUT IWO ke-13 di Kota Bogor Jawa Barat itu memaparkan, di tengah derasnya informasi akibat digital yang sangat cepat menjadi tangtangan bagi wartawan.

Maraknya warga seakan menjadi jurnalis di era digital ini, mengakibatkan setiap orang memiliki platform untuk menyebarkan informasi melalui media sosial.

Hal ini menimbulkan tantangan besar bagi profesi wartawan, di mana batasan antara jurnalis profesional dan 'jurnalis warga' menjadi kabur.

"Munculnya berita palsu (hoaks) dan disinformasi membuat peran wartawan profesional yang bekerja sesuai kaidah jurnalistik menjadi sangat krusial," ucapnya.

Menurutnya, dengan banyaknya media online yang bermunculan, ada kekhawatiran tentang menurunnya standar etika dan profesionalisme.

Beberapa pihak menyebut bahwa profesi wartawan kini "dilacurkan" karena banyaknya media yang hanya berorientasi pada kepentingan tertentu, bukan pada kepentingan publik yang mengacu pada UU Pers nomor 40 tahun 1999, KEJ serta aturan turunannya.

"Kami menilai perlunya peningkatan kapasitas wartawan, sehingga tema ini menekankan pentingnya wartawan online untuk terus mengasah kemampuan, seperti teknik menulis, wawancara yang mendalam, dan penguasaan teknologi seperti SEO (Search Engine Optimization). Wartawan tidak hanya bersaing dengan media lain, tetapi juga dengan kecepatan informasi yang beredar di media sosial," tegasnya.

Tak hanya itu, Dwi juga menilai wartawan juga harus menjaga integritas dan kepercayaan publik. Alhasil, dengan profesionalisme yang terjaga, wartawan dapat menyajikan informasi yang akurat, berimbang, dan bertanggung jawab.

Hal ini sangat penting untuk membangun kembali kepercayaan publik terhadap media di tengah banjirnya informasi yang tidak terverifikasi.

Lebih lanjut, Dwi Christianto mengatakan, "Pada 4 Agustus 2025, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Pengurus Pusaat (PP) IWO, Muhammad Abriyanto bersama dua kolega wartawan telah menerbitkan buku berjudul "Menyelamatkan Reformasi, Polri di antara Dekret Presiden dan Sidang Istimewa MPR 2001". Ini menandakan karya tulisnya yang terus diasah," ujar Dwi.

"Saya pun bersama sejumlah wartawan, pernah menulis buku panduan dalam peliputan pasien penderita Tuberkulosis, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, dalam acara pelatihan wartawan peliput kesehatan se-Jakarta dan Jawa Barat," ungkapnya.

Dwi pun menjelaskan, bahwa Sekjen IWO Telly Nathalia juga telah menulis sejumlah buku yang telah dipublikasikan dengan berbagai gendre, termasuk sejarah, inspirasi dan fiksi.

Sebagai organisasi profesi wartawan, IWO akan terus menyuarakan kebenaran dan melawan informasi bohong atau hoaks yang tengah melanda di tanah air. Penguatan organisasi, kader dan keanggotaan serta menjadi konstituen Dewan Pers menjadi tujuan IWO dalam waktu dekat.

"IWO pun berupaya mengingatkan anggotanya dan seluruh insan pers untuk tetap memegang teguh Kode Etik Jurnalistik dan prinsip-prinsip profesionalisme, agar media online bisa menjadi sumber informasi yang terpercaya dan mencerdaskan masyarakat," pungkas Ketum IWO Dwi Christianto. []

Iklan