Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Merasa Dipermainkan CV. Bumi Indah, Warga Siap Blokade Jalan Menuju Kandang Ayam Berbau

Faisal Nur Rachman
29 Des 2025, 11:42 WIB Last Updated 2025-12-29T05:08:52Z
Penampakan Salah Seorang Warga Desa Ngaringan Kecamatan Gandusari Saat di Komplek Kandang Ayam Milik CV. Bumi Indah, Senin (29/12/2025)/Liputanesia.co.id/Foto: Ist.

Blitar - Warga Dusun Bintang, Desa Ngaringan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, menyatakan akan siap melakukan blokade akses jalan ke kandang ayam milik CV. Bumi Indah, di mana kandang ayam yang berbau busuk bikin resah dan susah warga saat beraktivitas sehari-hari.

Kesiapan blokade jalan oleh warga ini bukan tanpa sebab yang berarti. Faktornya tidak lain ialah aspirasi warga setempat yang dibuat main-main dengan CV. Bumi Indah selaku pemilik kandang ayam berbau itu, agar dilakukan tindaklanjut yang tidak merepotkan dan menyusahkan masyarakat.

Warga menilai pengelola peternakan terkesan abai dan tidak memiliki itikad baik. Kesepakatan yang pernah dibuat dalam sejumlah pertemuan disebut hanya berhenti di atas kertas, tanpa tindakan nyata di lapangan.

“Persoalan ini sudah lama. Tapi tidak pernah ditangani serius, baik oleh pengelola maupun pemerintah daerah,” ungkap salah satu warga RT 03/RW 01, Wahyunianto, Senin (29/12/2025).

Kemudian terkonfirmasi suara mereka diabaikan, warga akhirnya memilih langkah terbuka, dengan memasang spanduk dan poster protes di berbagai titik strategis desa.

Aksi ini direncanakan berlangsung selama satu minggu sebagai bentuk tekanan kepada pengelola peternakan dan Pemerintah Kabupaten Blitar.

Tidak berhenti di situ, warga menyatakan siap melangkah lebih jauh jika tuntutan tetap tidak digubris.

“Kalau masih tidak diindahkan, kami siap turun aksi besar dan memblokade jalan menuju kandang. Akses ke lokasi akan kami tutup,” tegas Jaka Setiawan.

Aroma tidak sedap yang berasal dari kandang ayam dan pengolahan limbah kotoran ayam itu diklaim warga telah berlangsung lama dan semakin parah. Bau tersebut tercium hampir sepanjang hari pagi, sore, hingga malam, bahkan membuat warga mual, pusing dan sulit beraktivitas.

“Sudah tidak tertahankan lagi. Kami sudah cukup sabar. Hearing sudah berkali-kali, tapi selalu diabaikan bahkan dilanggar oleh pihak peternakan,” tegas Rifai, perwakilan warga setempat.

Perwakilan warga lainnya, Agus Santoso, menegaskan bahwa masyarakat sudah menempuh berbagai cara persuasif. Mulai dari aduan ke pemerintah desa, instansi terkait, hingga hearing bersama pengelola peternakan. Namun, warga menilai semua itu hanya ditanggapi sebatas formalitas.

Menurut warga, rencana blokade jalan ini merupakan bentuk perlawanan terakhir agar penderitaan mereka tidak terus berlarut-larut. Mereka menilai tanpa tindakan tegas pemerintah daerah, keberadaan peternakan tersebut hanya akan terus mengorbankan kesehatan dan kenyamanan masyarakat sekitar.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak CV. Bumi Indah belum memberikan klarifikasi resmi. Pemerintah Kabupaten Blitar juga belum menyampaikan sikap maupun langkah nyata atas protes warga Desa Ngaringan ini.

Iklan