Kapolres Serang, AKBP Condro Sanongko, meninjau proses pembuatan cincau di Desa Kadugeunep, Kecamatan Petir, Kamis (17/10/2024)/Liputanesia.co.id/Foto: Abdul Rahman. |
Antara lain dengan cara melalui program Polisi Peduli Pengangguran (Poliran) yang merupakan commander wish Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto.
Salah satunya dengan memberikan motivasi kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui kegiatan Ngariung Iman Ngariung Aman.
Condro berharap agar UMKM menjadi besar dan bisa menyerap tenaga kerja di kalangan anak muda, Kamis (17/10/2024) sore.
Condro Sasongko mendatangi salah satu pelaku UMKM yaitu Makrum. Makrum adalah pembuat cincau, panganan berupa gel yang terbuat dari daun tumbuhan di Kampung dan Desa Kadugeunep, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang.
Selain memberikan motivasi, Kapolres juga memberikan sedikit bantuan untuk pengembangan usaha.
Makrum, dia terkenal sebagai penghasil cincau di daerahnya sebagai sentra home industri tas. Meski berada di lokasi bisnis yang berbeda, namun dia telah nenggeluti usaha itu sudah 4 tahun dan terbilang sukses.
"Saya senang dan sangat mendukung dengan usahanya. Saya berpesan, jika nanti usaha cincau ini semakin besar, ajak anak-anak muda disini untuk bekerja. Insha Allah, nantinya akan banyak pembuat cincau di daerah ini, sama halnya dengan pembuat tas," pesan Kapolres.
Kata Kapolres, program Poliran adalah salah satu commander wish Irjen Suyudi Ario Seto dalam membantu pemerintah daerah dalam mengentaskan pengangguran. Program Poliran ini wajib bagi seluruh Kapolres jajaran.
"Program ini untuk membantu masyarakat yang belum mempunyai pekerjaan dengan peran merekrut, melatih dan menyalurkan (3M)," kata Condro.
Sementara, Makrum, dia mengatakan usaha membuat cincau melalui proses yang sangat panjang dan berawal dengan peralatan seadanya.
Makrum bisa memproduksi cincau sebanyak 45 blek dengan masing-masing memiliki berat sekitar 20 kg.
"Saya memproduksi sekitar 45 blek setiap hari. Dengan harga setiap blek 75 ribu rupiah, beratnya 20 kilogram. Pelanggan juga biasanya datang sendiri kesini," kata Makrum.
Makrum mengatakan,untuk bahan baku cincau ini, dia mendapatkan kiriman daun cincau dalam kondisi kering dari daerah Jawa Timur, kualitasnya bagus, hitam dan kenyal. Proses pembuatan cincau juga membutuhkan waktu setengah hari, dengan dibantu oleh anak-anaknya.
"Kalau menjelang atau pas bulan Ramadhan atau musim kemarau, saya mengajak pemuda disini untuk membantu pembuatan karena permintaan yang meningkat," jelasnya.