Dalam acara "Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas," yang berlangsung di The Relief, Sarinah Jakarta, Taufan Rahmadi, pakar strategi pariwisata nasional, mengungkapkan bahwa keberhasilan pariwisata sangat bergantung pada daya tarik suatu destinasi.
Ia menekankan bahwa ketiga elemen ini merupakan kunci untuk menarik minat wisatawan.
“Atraksi itu harus oke. Ada tiga komponen yang harus diperhatikan: capture-nya, nurture-nya, dan magnetiknya,” jelasnya.
Rahmadi juga menjelaskan pentingnya kombinasi antara pemikiran analitis dan kreatif dalam mengembangkan sektor pariwisata.
“Paradigmanya hanya menggunakan otak kiri. Otak kiri itu berpikir tentang keuntungan dan industri. Tapi kita juga harus menggunakan otak kanan, yang berbicara tentang jati diri, produk yang kuat, dan layanan-layanan unggulan,” ungkapnya.
Pendekatan ini penting agar wisatawan merasa tenang dan nyaman saat mengunjungi destinasi.
Acara yang berlangsung pada Jum'at (27/9/2024) sore mengangkat tema “Era Baru Pariwisata: Revitalisasi Pasca Covid” dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dalam industri pariwisata.
Selain Taufan Rahmadi, hadir juga Selfie Dewiyanti, Director of Retail & Business Development PT Sarinah, serta Ridha Farid Lesmana, Direktur Investasi PT Perusahaan Pengelola Aset, Anggota Holding PT Danareksa (Persero).
Rahmadi lebih lanjut menjelaskan bahwa meskipun akses ke suatu destinasi mungkin sulit, hal itu dapat dikelola jika atraksinya kuat.
“Kalau atraksinya kuat, meskipun aksesnya susah, kita bisa kelola. Yang penting, pemilik destinasi dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) harus paham bahwa produk yang ditawarkan harus memiliki diferensiasi yang jelas,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa produk yang generik tidak akan menarik minat pengunjung. “Justru sebaliknya, harus memberikan nilai tambah dan daya tarik unik bagi wisatawan,” tambahnya.
Di samping itu, Rahmadi menyoroti bahwa pengembangan pariwisata juga membutuhkan fokus pada tiga aspek: Atraksi, Akses, dan Auditas.
“Setelah memastikan atraksi dan akses yang memadai, kita bisa membicarakan tentang auditas. Ini mencakup berbagai fasilitas seperti homestay, penginapan di rumah penduduk, atau hotel,” tuturnya.
Dalam penutupnya, Rahmadi menegaskan bahwa keberhasilan pariwisata tidak hanya tergantung pada pemerintah.
"Sementara destinasi tidak hanya bisa satu orang, tidak bisa hanya kepala desanya saja tidak bisa hanya camatnya saja, tapi harus ada stakeholder yang mendukung itu salah satunya adalah pemuda-pemuda desa, pokdarwis." ujarnya
Ia menekankan pentingnya kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemuda desa dan stakeholder lainnya, untuk memaksimalkan potensi lokal.
Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran akan potensi lokal, Rahmadi optimis bahwa pariwisata di daerah pelosok dapat berkembang dan menarik wisatawan.
“Pariwisata hadir bukan hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga karena ada 'daimon' yang memberi semangat dan daya tarik khusus di tempat itu,” tambahnya.
Dengan demikian, setiap tempat bisa bersinar dengan keunikan dan keindahan yang dimiliki, menjadikannya destinasi yang diidamkan banyak orang.